Sebelumnya sy tdk pernah ikut terlalu dalam untuk urusan
politik. Tapi sy pikir, generasi muda seperti kita yg pada akhirnya akan
mewarisi baik atau buruk apa yg dibangun pendahulu kita.
Maka sudah bukan waktunya lagi buta politik dan bersikap masa bodo dengan calon2 pemimpin yg
akan menentukan nasib bangsa 5 tahun kedepan. Jika kita tidak ingin diwarisi
sistem pemerintahan yang bobrok dan kembali miskin karna sebagian aset dan
kekayaan bangsa indonesia dijual kepihak asing.
Sudah jadi rahasia umum lagi kalau saya memang memiliki
kecenderungan untuk memilih pasangan Prabowo – Hatta, walaupun masih ada kemungkinan
pilihan saya berubah. Secara akhir-akhir ini saya lebih aktip men share link-link dari berbagai sumber sebagai bahan refrensi. Boleh lah disebut Negative campaign tapi menolak disebut black campaign.
Debat tadi malam cukup ,menarik perhatian krn ini merupakan
debat pertama pasangan capres cawapres
no urut 1 Prabowo – Hatta dan pasangan capres cawapres no urut 2 Jokowi – JK secara terbuka.
Pasangan no urut 1 Prabowo – Hatta tampil dengan seragam
andalannya kemeja putih sedangkan pasangan no urut 2 Jokowi – JK tampil beda
dengan menggunakan jas hitam. Walaupun bagi sebagian orang perubahan penampilan
bukan hal penting, tapi bagi saya itu adalah mencerminkan konsistensi atas komitmen
dari masing2 kubu. Dimana jokowi yg sudah punya trademark kotak-kotak untuk semakin
mempertegas bahwa beliau adalah pemimpin yg sederhana, merakyat dan jujur kini tiba-tiba
muncul dengan tampilan jas hitam rapi terkesan ekslusif. Jangan salahkan paradigma sebagian orang yg
sama seperti saya, bahwa berkomitmen atas apa yg dibangun untuk “pencitraan
diri” saja tidak bisa dijaga, apalagi komitmen yg lebih besar untuk memimpin
bangsa indonesia. Memang tidak ada yg salah dengan busana yang dikenakan oleh pasangan
nomor urut 2, tapi bagi saya Jokowi sudah sangat melekat dengan kotak-kotak dan
itu sudah jadi identitas diri untuk menunjukan kesederhanaan beliau. Berhubung ini adalah “pertarungan” maka
baiknya apa yg sudah “dijual” kemasyarakat tetap di pertahankan.
Bagi saya skor sudah 1-0 untuk kemenangan Prabowo – Hatta.
Masuk ke season debat, kubu Prabowo – Hatta berhasil
menjawab pertanyaan dari moderator sesuai dengan substansi. Dengan menjabarkan
secara jelas, gamblang langkah-langkah kongkret yg akan diambil jika belau terpilih
sebagai presiden dan wakil presiden. Setiap alasan yg disebutkan oleh Prabowo, lugas,
tepat, tegas, masuk akal dan sesuai dengan kapasitas pertanyaan. Didukung oleh
Hatta yg merupakan ekonom dan memiliki pengalaman dalam regulasi pemerintahan,
melengkapi apa yang dimiliki Prabowo. Berbicara lebih banyak kepada langkah,
konsep, inovasi dan eksekusi. Memilih kekuatan
pangan dan energy sebagai high priority diawal-awal masa kepemimpinannya dengan
tetap mengusung demokrasi dan kepastian hukum sebagai landasannya. Semua yg
dikemukakan masih didalam koridor etika, cerdas dan bertatakrama .
Berbeda dengan kubu pasangan Jokowi – JK yang terus stuck
dengan “menjual” pencapaian, pengalaman dan prestasi yang sebenarnya masih
belum 100 persen di nilai sukses oleh masyarakat.
Jokowi lebih banyak mengemukakan tentang pembenahan sistem, pro requirement dan pemilihan SDM yg
berkualitas.
Seperti ketika moderator bertanya kerangka hukum untuk tetap
menjaga keutuhan bhineka tunggal ika, Jokowi tidak menjawab dengan tegas dan
jelas jenis kerangka hukum apa yang akan digunakan. Beliau hanya membahas
mengenai prestasi mengangkat Lurah Suzan yg background nya memiliki keyakinan
agama berbeda dng mayoritas penduduk setempat. Jokowi lebih terlihat tidak siap
dengan semua pertanyaan yang diajukan oleh moderator, terlihat dengan jawaban yang
kebanyakan tidak sesuai dengan pertanyaan, jawaban yg terlihat tidak yakin dan
lebih banyak meminta JK untuk melanjutkan penjelasan. Saya lihat Jokowi
tertolong oleh pernyataan –pernyataan JK yang jauh lebih berbobot dibanding
Jokowi, Lebih konsepsional dan lebih sesuai dengan substansi pertanyaan.
Terlihat jokowi banyak menjual prestasi sendiri ketika
moderator membahas tentang diskriminasi. Dimana, Jokowi menyatakan bahwa beliau ditunjuk sebagai Capres
krn prestasi bukan karna ketua partai, terdengar seperti nada sindiran untuk
kubu Prabowo. Jokowi juga terkesan menganggap remeh sistem dengan pernyataan yang
menimbulkan pro kontra mengenai e-Government “ tinggal panggil programer 2 minggu beres”
ibarat launching bus karatan tanpa test kelayakan akhirnya tidak bisa dipake
dan merugikan uang rakyat
Untuk tambahan informasi, saya bekerja disuatu perusahaan yg sekarang ikut
menyesuaikan rules pekerjaan berdasarkan sistem e-government yang sudah mulai
diterapkan terhitung saat Jokowi mulai menjabat jadi Gubernur. Sampai sekarang
sudah hampir berjalan 2 tahun sistem belum berjalan optimal. Mana bukti
ungkapan jokowi yang menyebutkan tinggal panggil programer 2 minggu beres? Terlihat
beliau tidak memahami kompleksitas yg terjadi di lapangan. Jelas!
Andalan selanjutnya blusukan, dengan tujuan mendengarkan
keluhan warga dan menampung aspirasi. Padahal tahukah anda, dana APBD DKI untuk
sekali blusukan Gubernur sangat tinggi? Bisa dibayangkan jika Presiden lebih
banyak blusukan ketimbang mengawasi sistem yg dibangun ?
Pernyataan Jokowi lain mengenai Politik Anggaran yg bisa
menimbulak disintegritas bangsa. Jokowi bilang kalau bagus dapat reward, kalau
terjadi kebocoran akan ada pemotongan APBD daerah tersebut. Gimana logikanya ,
bila yg menikmati penyelewengan tsb adl pejabat negara, tp rakyatlah yg hrs
menanggung beban. Gimana roda pembangunan daerah bs berjalan, bila tjadi
kebocoran anggaran tp masyarakat yg menanggung akibatnya. Jadi, politik
anggaran yg disampein Jokowi yg maen potong APBD tsb tidak mencerminkan azas
keadilan kpd rakyat kecil. Contoh RSUD berhenti beroperasi krn kekurangan dana,
yg jd korban rakyat kecil.
Yang lebih menarik adalah ketika season saling memberikan pertanyaan, kubu Prabowo –
Hatta memberikan pertanyaan yang realistis mengenai pemekaran daerah dan
langkah menghapus diskriminasi.Terlihat terjadi debat dan adu argument yang sehat antara kedua belah pihak.
berbeda dengan kubu Jokowi - JK yang lebih memilih mengangkat isue
daur ulang HAM yang JELAS belum terbukti keakuratannya ( karna sama sekali
tidak pernah masuk ke ranah pengadilan, diadili dan dihukum ). Dengan gentle,
tegas menjawab semua pertanyaan. Prabowo memberikan klarifiaksi di depan publik
dengan memberikan clue untuk membuka kasus ini lagi dengan lebih transparan. Prabowo
menjelaskan bahwa dia prajurit bertugas untuk menjaga keamanan dan keutuhan
bangsa dan rakyat indonesia. Prabowo merupakan prajurit yg bertagung jawab
kepada atasannya. Terlihat mana yg negarawan dan mana yg petugas partai, Prabowo tidak berusaha untuk menyerang
balik kubu Jokowi dengan mengangkat isue daur ulang.
Pertanyaan yang menyerang pribadi pertanda belum move on, JK mesti
paham bhw atasan penanggung jawab tertinggi tindakan &pengawasan bawahannya.
Secara keseluruhan dari debat tadi malam, saya cenderung
lebih puas dengan jawaban, pemikiran dan sikap yang ditunjukan oleh pasangan
nomor urut 1. Pasangan nomor urut 2 terlihat by skenario untuk semua
jawaban-jawaban sistematis.
Saya memang mengagumi sosok Jokowi dan telah memilih beliau
untuk memimpin DKI 5 tahun kedepan. Saya memiliki pengharapan yang tinggi untuk
perubahan yang sesuai dengan janji kampanye beliau. Tapi belum sepenuhnya
selesai dengan amanahnya, beliau sudah ingkar untuk memilih mengemban amanah yg
jauh lebih besar dibanding Gubernur. Alasan untuk lebih mendapatkan kekuatan
penuh dalam mengelola DKI sangat tidak rasioanl. Presiden tidak hanya untuk
mengurusi masalah yang ada di DKI, lebih dari itu presiden menangani masalah
dari seluruh pelosok negeri dengan tidak menganakemaskan salah satu daerah.
Sosok pak Jokowi nya sih ga ada apa-apa, yang ada apa-apa
itu adalah orang-orang yg ada dibelakangnya. Jadi sudah bisa tentukan pilihan?
Semua demi #IndonesiaHebat #IndonesiaBangkit dan #NoGolput
Tidak ada komentar:
Posting Komentar