Kali ini aku akan bercerita tentang cinta pertama.
Cinta pertama yang bukan pacar pertama dan cinta pertama yg bukan jatuh cinta untuk pertama kali. Tapi cinta pertama yang mengisi labirin hati dan otak secara sadar tanpa pesona berlebih atau paksaan.
Yang menutup semua logika akal sehat
Yang butuh waktu sedetik untuk mencintanya namun butuh waktu seumur hidup untuk melupakan.
Cinta pertama yang ( mungkin ) bukan cinta terakhir.
Cinta pertama saya sangat indah. Begitu Indah.
Setidaknya itu yg saya rasa diawal mengenalnya.
Dipertemukan dengan cara Tuhan yg baik.
Seolah-olah Dia yang mengarahkan jalan pertemuan kami yang berbeda kehidupan sebelumnya.
Saya adalah salah satu orang yg tidak pernah mempercayai cinta pada pandangan pertama. Tapi itu berubah setelah pertemuan kami pertama, ketika dua mata kita saling bertatap untuk pertama kali, tangan saling berjabat dan untaian kata mengalir mengisi kekakuan.
Dia berkata, dia bercanda, dia tertawa, dia tertawa, dia tertawai depan mata saya. dia tersenyum seolah-olah dia mengerti hati saya yang tiba-tiba bahagia namun takut. Dia menarik perhatian saya hanya dalam beberapa detik. Dia duduk untuk pertama kali nya di sofa merah marun rumah saya. Dia mencicipi nasi goreng buatan ibu saya untuk pertama kali dan dia meminum kopi hitam buatan saya untuknya yg pertama. Pertemuan pertama yang serba pertama. Dia berbincang ringan dengan ibu bapak saya, itu sangat membahagiakan.
Dia meninggalkan rumah saya dengan menyisakan rasa gelisah dihati saya. Ya, gelisah kenapa dengan hati saya? Yang tiba-tiba tersenyum sendiri mengingat tingkah lucu dia. Keramahannya membuat saya tidak bisa lupa pada sosok tubuh tegapnya. Dengan rambut sedikit gondrong, berbaju kotak-kotak merah hitam, bercelana hitam dan ber sneakers.
sebelah kanan telinganya ada anting kecil dan tangan penuh dengan gelang-gelang tali.
Saya yakin saya jatuh cinta kepadanya tanpa saya tahu siapa dia. Bahkan Namanya pun aku lupa.
Tapi saya yakin dia pria baik yang saya butuhkan selama ini.
Pertemuan pertama di bulan september 2007 itu tidak pernah saya lupakan sedikitpun. Semuanya masih jelas tergambar menjadi bagian paling indah di perjalanan hidup saya.
Setelah pertemuan itu diam-diam saya berharap akan ada banyak pertemuan-pertemuan selanjutnya. Dan Tuhan baik, Dia mengabulkannya lewat bantuan salah satu sahabat kita.
Saya bercerita pada sahabat saya yang merupakan sahabat dia juga tentang rasa yg tidak biasa ini. saya berharap dia merasakan hal yang sama dengan saya. Dan setelah beberapa hari pertemuan pertama itu, sahabat saya memberi kabar yg membahagiakan sepanjang hidupku. Sahabat saya bilang " dia akan segera menghubungimu. Dia meminta nomor handphone mu dan saya sudah memberikannya "
Saya tidak pernah begini sebelumnya. Jatuh cinta kepada pria asing yg belum saya kenal disaat pertama bertemu. Saya tidak pernah sebego ini!
Akhirnya SMS yg saya tunggu datang juga kurang dari 24 jam setelah dia menerima nomor handphone saya. SMS lucu, basa basi karna ga tau harus ngomong apaan yang sukses membuat saya teriak kegirangan :))
Tuhan baik, sangat baik. Setelah sms pertama dia yang basa basi konyol, akhirnya kita berkomunikasi dengan sangat lancar menggunakan pesan singkat. Sekali-kali kita menghabiskan waktu dengan bercerita lewat telpon. Dan ternyata usia nya dibawah usia saya 3 tahun, baru masuk kuliah sedangkan saya sudah semester 4 :))
Seminggu kemudian kita bertemu untuk yang kedua kali. Dia datang untuk yang pertama ke kosan saya. Kita bercerita banyak hal untuk yang pertama kali. Kita tertawa berdua untuk yang pertama kali. Kita bahagia untuk rasa yang ternyata kita rasakan sama. Hari itu ditutup dengan janji bahwa dia akan menemuiku lagi, secepatnya :))
Kita seolah lupa akan banyaknya perbedaan diantara kami.
Dan hari-hari selanjutnya inbook handphone saya penuh oleh pesan2 penuh makna darinya. Tiap pagi saya bersyukur bahwa saya telah dipertemukan dengannya. Saya bahagia melewati hari, seolah lupa derita sakit hati yg baru saya rasa. Pertemuan demi pertemuan terjadi, dia selalu ada buat saya.
Seminggu kemudian, menjelang tengah malam dia menelpon saya. Untuk memastikan jenis hubungan kita. Dia bilang, dia mencintaiku, menyayangi saya dan merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama pada saya. Dia tidak mau kehilangan saya namun dia ragu untuk menjalin komitmen serius. Dia bilang karena hidup dia dan saya sangat jauh berbeda. Saya yg wanita baik-baik dengan jilbab yg selalu saya pakai dan dia dengan kehidupan nakal khas anak muda.
Saya sedih ternyat dia tidak benar-benar memperjuangkan saya.
Saya menangis, dia terdiam. Saya putuskan untuk menjauh darinya. Dan dia merengek meminta saya untuk tidak menjauh.
Malam itu diakhiri dengan percakapan yg tidak ada hasil, dan saya kecewa,sangat kecewa.
Besok pagi nya, dia tiba-tiba muncul di depan kamar saya. Dia peluk saya dan dia bilang dia menyayangi saya , tidak mau kehilangan saya. Dia mencium kening saya unyuk prrtama kali dan meminta saya untuk menjadi wanita nya :)) semenjak hari itu saya tambah bahagia. Kami bahagia. Selalu adayang menjaga saya, memperhatikan saya. Selalu ada yg mengucapkan selamat tidur dan selamat pagi.
Hari-hari yang kami lewati sangat bahagia.
Dia tidak merubah saya sedikitpun dengan peraturan dia. Dia membebaskan saya melakukan hal yang saya sukai, dia tidak pernah melarang saya dalam hal apapun. Dia tidak pernah membatasi pergaulan saya denga lingkungan teman-teman.
Dia ( saat itu ) teramat menyayangi saya. Memperlakukan saya seolah-olah saya adalah putri raja. Memberikan apa yang saya inginkan, menemani kemanapun saya pergi, mengantar jemput kemanapun saya perlu, berbagi cerita tentang semua hal yg saya alami. Dia orang yg selalu ada memeluk saya ketika orang diluar sana nyakitin saya. Dia memberikan bahu nya ketika saya menangis karena dikecewakan teman.dia yg selalu ada buat saya ketika saya butuh sandaran. Tangan kokohnya yg selalu menggenggam tangan saya ketika saya merasa takut menghadapi hidup. Dia satu-satunya pria yang menerima semua kekurangan saya, mau saya gendut atau kurus. Dia juga yang selalu membatu saya memecahkan semua masalah. Dia tempat saya bertanya banyak hal, tempat mengadu semua yg saya rasa.
Dia yang selalu memperhatikan saya dalam segala hal, dia yg selalu mengirimkan kata-kata puitis ketika malam . Dia yg selalu menghabiskan seluruh waktunya dengan saya, untuk membahagiakan saya. Dia yang begitu memperhatikan keluarga saya, menyayangi Alm.chipa putri giani adik perempuan saya satu-satunya. Dia yg selalu menjadi motivator saya, dia yg selalu takut saya marah, dia yg tidak pernah mengkhianati cinta saya. Dia yg selalu berusaha berbaur dengan lingkungan saya, dia yg mencoba mengakrabi teman2 saya. Dia yg penyabar dan penuh kasih. Dia yg selalu menjaga kata2nya agar tidak menyakiti saya. Dia yg selalu membuat saya tertawa terbahak-bahak, dia yg selalu membuat saya tertidur tenang. Dia yg selalu memberikan uang jajannya ketika saya kehabisan uang, dia yg selalu berusaha memberikan yg terbaik untuk hubungan kami, dia yg berjuang dan berusaha berubah menjadi orang yg lebih baik demi saya, dia yg rela dikucilkan sahabat2nya hanya untuk selalu bersama saya, dia yg rela menjadi ojek pribadi saya dan dia yg luar biasa sempurna untuk saya yg tidak sempurna. Dia melengkapi saya.
Banyak hal bodoh yg kita lakukan bersama. Kita tertawa dan bahagia. Tak pernah sekalipun kita berselisih paham. dia selalu mencium kening saya memberikan rasa damai dan aman. kita lewati waktu dengan sejuta impian indah tentang masa depan. Ya, dia lelaki muda saya yg menjadi sumber semangat saya. Lelaki yg tidak pernah romantis tp sering melakukan hal-hal yg membuat saya tersanjung. Dia yg jarang nunjukin rasa sayangnya, tapi memperlakukan saya seolah-olah saya wanita paling dia cintai.
Dia yang tidak pernah pacaran sebelumnya dan mengaku tidak punya pengalaman memperlakukan wanita tapi sukses membahagiakan saya.
Ya dia lelaki rupawan yang pernah mencoba semua kenakalan-kenakalan pria :))
Lelaki rupawan yang mendidik saya menjadi wanita manja dan tergantung kepadanya.
Kesetiaanya diuji ketika saya sakit dan hanya mampu tertidur lemas dengan merasakan sakit kepala yg luar biasa.
Dia setia menemaniku yg penyakitan. Mengingatkan minum obat, membawakan saya makanan, menjaga saya, memberika dukungan sepenuhnya agar saya sembuh. Memeluk saya ketika badan saya mulai demam, hanya untuk memindahkan demam saya padanya.
Memberikan rasa tenang dan nyaman selama saya sakit, membatu menyelesaikan tugas2 kuliah saya. Dia menangis unyuk pertama kali nya ketika saya meminta dia meninggalkan saya yg penyakitan demi mendaptkan wanita lain yg lebih baik. Dia meyakinkan saya bahwa dia menyayangi saya bukan karna saya sakit. Dia bertahan disamping saya disaat terburuk saya.
Dia membantu menyembuhkan saya dengan cepat. Dia lelaki rupawan berhati malaikat. Semoga Tuhan melindungi semua langkahnya.
Perlakuan istimewanya kepada saya, membuat saya lupa diri dan jumawa. Saya menjadi sosok perempuan yang angkuh dan egois. Memperlakukan dia dengan semau saya. Saya lupa dia punya hati dan batas kesabaran untuk bertahan.
Berulang kali dia yg rupawan kecewa terhadap saya si buruk rupa. Berkali-kali saya berbohong dan membuatnya luka. Keegoisan saya semakin membuatnya muak.
Dan kesalahan fatal itu saya lakukan juga. Saya si buruk rupa tega mengkhianati semua kebaikan dan pengorbanan dia. Saya tergoda menjalin cinta terlarang dengan pria dimasa lalu saya.
Dia kecewa, tp tidak sedikitpun memarahi saya. Dia terluka tapi tidak sekalipun dia bersikap kasar pada saya. Dia meminta kejujuran saya mengakui semua pengkhianatan.
Saya menangis dan memohon maaf, saya menangis yg tidak bersungguh-sungguh mengakui.
Dan lelaki rupawan yg berhati malaikat itu, kembali memaafkan dan menerima saya.
Dia menerima pengakuan bohong saya. Dia memberikan kesempatan saya berubah. Dia memeluk saya dan kembali mencium kening saya setelah pengkhianatan saya :(
Hari2 kami lalui dengan kebahagian yg sama sampai pada rintangan selanjutnya.
dia kembali kecewa terhadap saya, terhadap sikap saya yg tidak pernah ada perubahan.
saya yg selalu egois, meluapkan kemarahan yang meledak-ledak tanpa berpikir saya benar atau salah.
Dia memutuskan untuk meninggalkan saya setelah saya yang lagi-lagi meluapkan kekesalan tanpa bukti kepadanya..
saya memaki dia, membentak dia, mengeluarkan kata-kata kasar hanya karna saya marah dan cemburu mebaca salah satu pesan singkat dari temannya.
yang isi pesan tersebut menandakan dia sedang bersama wanita berjilbab di suatu tempat dan terlihat oleh temannya.
saya teriak, memaki, mengumpat merasa sakit untuk pengkhianatan yg sebenarnya tidak dia lakukan. Saya tidak memberikan kesempatan dia menjelaskan. Dan dia membiarkan saya meluapkan semuanya..
Tanpa bentakan, tanpa ucapan kasar, tanpa raut muka marah dia mulai mencoba menjelasakan apa yg membuat saya begitu marahnya.
Dia dengan kondisi yang begitu tenang dan sabar, memberitahukan bahwa wanita berjilbab yg saya anggap itu selingkuhannya adalah SAYA.
Dia yg saat itu bersama saya mengantar saya menunggu Bis yg akan membawa saya pulang ke rumah. Dia yg saat itu menjemput saya dan setia menemani saya di pinggir jalan cicaheum demi memastikan saya berada di Bis yang tepat dan aman.
Dia yg setelah saya menemukan Bis kembali pulang ke rumahnya sendiri berpanas-panas.
Dan setelah nya saya memaki-maki dia menganggap dia berselingkuh. Padahal itu dia bersama saya :(, berkorban waktu dan tenaga untuk saya :((
Dia bosan, jenuh dan terus dikecewakan oleh sikap saya. Dia mundur dan menjauh dari hidup saya.
Dia ingin pergi meninggalkan saya. Dia bilang dia sudah tidak sanggup bersama saya.
Saya menangis, memohon, merajuk untuk tidak terjadi perpisahan. Saya takut dia benar-benar pergi. Saya takut sendiri. saya menangis dan terus menangis di hadapannya. saya berjanji untuk merubah hal-hal yg tidak baik dari saya. Saya berjanji untuk menjadi wanita yg dia impikan. Saya terus menangis, dia tidak bergeming.
Saya peluk dia, saya pastikan kalu saya akan berubah.
Sosok kokoh itu akhirnya meluluh. Dia menangis juga. Dia memeluk saya. Dia bilang dia terluka juga karna perpisahan ini. Dia merasa berat berpisah namun keputusan sudah dia ambil.
Ada yang tiba-tiba sakit di ulu hati saya seketika itu..
Hari terburuk yg tak pernah saya lupa. Ketika mendung kelabu bergelayut air mata.
Kita menangis berdua, merasakan sakit yg tak bisa diungkapkan seperti apa rasanya.
Dia berjanji " jika keputusan yg saya ambil ini salah, saya akan mencari kamu lagi. saya akan berusaha lagi dari nol untuk dapetin kamu. saya akan melakukan hal sama yg saya lakukan ke kamu"
Dia memeluk saya untuk yg terakhir sebelum dia benar2 pergi meninggalkan saya. Dia cium kening saya sambil berkata " saya sayang kamu". Saya masih merasakan ketulusanya.
Saya berusaha menahan langkahnya pergi. Tapi keputusan dia kali ini memang sudah bulat.
dia berjalan keluar dari kamar saya, Saya mulai sesak nafas. Seolah-olah saya baru kehilangan separuh jiwa saya. Saya yg angkuh dan sombong, tergolak tak berdaya menahan penyesalan yang teramat dalam. menyesal telah menyia-nyiakan malaikant sempurna yg sudah Tuhan kirim untuk saya. sudah berulangkali menorehkan kecewa di hatinya.
dia benar-benar menghilang dari pandangan mata saya setelah memeluk saya untuk yang terakhir. setelah berpesan untuk yg terakhir kali juga agar saya selalu menjaga diri, bahwa saya masih bisa mengandalkan dirinya walaupun status sudah berubah. bahwa dia masih akan selalu ada buat saya kapanpun. yang berbeda dulu dia selalu ada disamping saya, kini dia ada di belakang saya.
Dia yg masih memikirkan kerapuhan saya tanpa dia.
Saya kembali menangis sepeninggal dia. Menangis yg teramat dalam. Sakit, takut, bingung, lemas, dunia serasa gelap dan tak bersahabat.
Semalaman saya tidak henti nya menangis. mereka sahabt-sahabat saya yg ada menemani saat terburuk saya. berusaha menegarkan saya, menguatkan saya bahwa semuanya akan baik-baik aja.
Dan disana, dia juga seperti itu mengungkapkan kegelisahan hatinya pada sahabatnya yg mempertemukan kami dulu. Dia bilang dia masih butuh waktu untuk benar2 sendiri.
Dua hari setelah perpisahan itu, dia kembali datang menemui saya.
Saya bahagia. walaupun dia datang dan menghabiskan waktu untuk tidur.
saya pandangin punggungnya, saya tatap matanya sewaktu dia tidur pulas. saya usap rambutnya, saya ciumin tangannya. saya berbisik dalam hati, Tuhan tolong jaga dia untuk saya.
Sekarang 7 tahun sudah berlalu saya masih bersamanya, masih mengingat semua hal yang terjadi.
kita dewasa dalam lingkungan masing-masing. Saya yang masih terus mencintainya, terus mendoakannya dan terus berharap yg terbaik akan diri saya dan dia.
Dia yang terus tumbuh menjadi sosok pria matang namun berubah menjadi si Raja Tega buat saya.
Dia yang kini menginjak 24 tahun tapi berubah jadi raksasa jahat yg selalu melukai hati.
Dia yg kini merasa diatas angin , diatas ketidakberdayaan saya.
Dia yg kini begitu mudah melontarkan kata-kata yg menyakitkan telinga org yg mendengar.
Dia yg bangga dengan kehidupannya yg sekarang tanpa ingat siapa org yg bersamanya di setiap langkah dia mendaki.
Saya sadar,
Cinta pertama saya tidak selamanya berjalan bahagia. Tapi saya rela. Cinta Pertama yang mengharuskan saya menunggu, dan saya mau. Cinta pertama yang sekarang lebih banyak melukai perasaan hati, dan saya memaafkan terus.
cinta pertama yg kini merasa bebas memperlakukan saya semaunya dia, dan saya ikhlas.
cinta pertama yg sering tidak peduli terhadap saya, dan saya terima.
cinta pertama yg kini tidak mendapat sambutan ramah dari keluarga saya, dan saya terus berjuang semu sendiri.
dan cinta pertama yang mungkin akan membunuh saya perlahan.......
Lelaki baik itu dan kini sudah berubah menjadi sosok asing dimata saya adalah cinta pertama saya.
Saya berharap dan menunggu cinta terakhir yang akan membunuh cinta pertama saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar